Hey, November

Senang berjumpa denganmu lagi, November.

Bulan penuh cerita tentang berjuta rasa.

Apa kabar seseorang yang dulu membuat kenangan bersamaku?

Apakah senyumnya masih selebar yang kuingat dulu?


Di rumput yang kupijak ini,

Pernah berhamburan setumpuk senyuman nyaman,

Pernah bermekaran bunga-bunga musim semi,

Pernah hadir sesosok pemilik hati ini.


Kira-kira, apakah dia sedang berbahagia di seberang sana?

Ataukah sedang berusaha mengobati luka tentang rasa?

Aku harap ada peluk hangat di sisinya,

Karena di sini begitu dingin kurasakan.


Ruang tunggu masih menjadi tempat tinggalku,

Iya, aku masih belum punya ruang baru setelah dia pergi,

Rasanya sudah terlalu nyaman berada di sini,

Seperti masih ada dia di sudut-sudut ruang.


Sendirian ternyata cepat menjadi akrab denganku.

Kami bersahabat dan selalu bersama dalam beberapa waktu.

Semua karena orang itu,

Keramaian jadi tempat asing karena di sisinya adalah duniaku.


Lucunya, aku yang memberikan hati sepenuhnya ini,

Malah dibalas dengan setengah hati saja.

Setelah itu dia hilang.

Pergi mencari bahagia baru yang bukan aku.


Tapi tak mengapa,

Mungkin dia lelah dengan sikapku yang terlalu menyayangi,

Mungkin dia tak menemukan lagi tawa saat bersamaku,

Atau mungkin saat itu memang sudah hadir manusia baru.


Aku sedih, marah dan kecewa.

Tapi memangnya semua itu ada gunanya?

Tidak, tidak sama sekali.

Jadi, aku memilih untuk ikhlas melepaskan.


Namun, jika suatu hari nanti,

Dia merasa lelah dengan dunia baru yang telah dipilihnya itu,

Bukan masalah jika dia berpikir untuk kembali,

Karena aku masih ingin menjadi rumah baginya.


Tidak, ini bukan sebuah kebodohan,

Hanya ketulusan yang keterlaluan banyaknya.

Aku tidak bisa mengatur mata angin panah rasaku,

Dia bergerak sendiri, memutar dan lagi-lagi berhenti ke arahnya.


November, tolong jangan hujani malamnya,

Dia selalu gemetar ketika mendengar bunyi guntur.

Aku yang sekarang tidak bisa menepuk bahunya,

Jadi, tolong kirim seseorang yang baik untuk membantunya.


Jika dan hanya jika,

Dia bertanya tentang kabarku,

Aku baik-baik saja kok, di sini.

Kurasa.



13 November 2020

Banjarmasin


Komentar

  1. Balasan
    1. Terimakasih ><
      Harus baik-baik saja dong hwhw

      Hapus
  2. Semangat, Kak! Do'a terbaik untuk kalian

    BalasHapus
  3. Aaaa aku baperrrrrrr.
    Iya emang, mau orang bilang bodoh, kita tidak bisa berkutik, karena bagaimana pun, kalau sudah menaruh rasa, susah uuntuk membuangnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betulll, rasa yang sudah tumbuh, meskipun gak disiram gak bisa langsung layu gitu ajaa

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer