Menjadi seperti kamu

 Selama ini saya sering kali bertanya,

Apakah semuanya akan terasa berbeda jika saya jadi kamu?

Saya melihatmu sebagai sebuah mahakarya sempurna sang Pencipta.

Dan melihat diri saya sendiri dengan setumpuk pilu.


Ah, iya, lucu sekali kan?

Kalau saya bercerita seperti ini pada seseorang,

Pasti akan ada saja yang bilang saya kurang bersyukur,

Bukan, saya hanya sadar diri saja.


Saya selalu melihat punggungmu dari belakang,

Saya tidak pernah sekalipun berjalan bersisian,

Apalagi berdiri berhadap-hadapan,

Bahkan untuk bermimpi saja saya tidak berani.


Kamu, orang yang selalu mendahului saya,

Orang yang saya pikir memiliki segalanya,

Pertama kalinya saya melihat linangan air mata itu jatuh,

Pertama kalinya saya melihat sinar itu luruh.


Saya tidak percaya,

Harusnya mata itu akan selalu bercahaya,

Karena tidak ada hal yang bisa menghancurkan itu,

Tapi saya sudah salah besar.


Ternyata menjadi kamu bukan hal yang saya mau,

Tapi memiliki segala sempurna yang nampak di luar itu,

Rasanya seperti menjadi Dewi meski sehari,

Saya tidak pernah membayangkan ada bayang gelap besar di balik terang gemilang.


Saya menjadi takut,

Cepat-cepat menarik doa saya tentang bertukar jiwa denganmu,

Kamu terlalu suram, terlalu mengerikan,

Kehidupan saya yang kejam selama ini jadi terlihat seperti surga.


Maaf, karena dulu pernah berpikir jika saya menjadi kamu,

Maka dunia ada dalam genggaman saya,

Nyatanya malah sebaliknya, dunia yang akan menggenggam saya sepenuhnya.


Kamu hebat, kamu kuat,

Kalau saya jadi kamu, saya tidak yakin bisa,

Tidak, bahkan bertahan sebentar saja rasanya sesak,

Menjadi kamu sangat mengerikan.


Sekali lagi,

Maafkan pikiran bodoh saya,

Saya sekarang sudah teramat sadar,

Bahwa semua yang nampak hanya ilusi sementara.



Komentar

Postingan Populer