Katamu

Katamu,
Aku yang paling cantik,
Tapi kenapa saat kupanggil tadi tak berbalik?

Katamu,
Aku satu-satunya,
Tapi kenapa saat itu kau duduk berdua dengannya?

Katamu,
Aku istimewa,
Tapi kenapa nama yang tertera di undangan bersamamu itu dia?

Katamu,
Aku segalanya,
Apa semua itu hanya dusta?

Sebenarnya,
Aku ini kau anggap apa?
Hanya mainan yang kalau bosan bisa kau buang kapan saja?

Sebenarnya,
Aku ini hanya persinggahan saja, ya?
Bukannya pemberhentian?

Sejujurnya,
Aku mau pura-pura buta saja,
Tak melihat apa yang kamu lakukan dengannya.

Sejujurnya, 
Aku mau pura-pura tuli saja,
Tak mendengar rumor benar dari ocehan itu semua.

Aku mau jadi bodoh saja,
Agar tak tahu kamu mendua,
Agar hatiku tak terluka.

Aku tahu tapi menolak untuk mengerti.
Aku melihat tapi menolak percaya.
Aku mendengar tapi menolak kebenaran.

Tapi, 
Sampai kapan?
Mustahil aku begini selamanya, kan?

Apa aku pergi saja?
Jika begitu, maka harapmu akan terkabul.

Apa aku menghilng saja?
Jika begitu, maka inginmu jadi nyata.

Ah, aku terlalu memikirkan hal yang memusingkan.
Sepertinya lebih baik aku berjalan maju saja,
Meninggalkanmu dengan semua memori tentang kita,
Melupakanmu dengan segala anganku yang dulu.

Aku masih punya lembaran kosong di buku kehidupanku,
Aku masih bisa menuliskan cerita yang berbeda,
Yang tentunya tanpa kamu sebagai tokoh utama.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer