Sedikit tentang keadaan saat ini

Hallo! 
Kali ini saya kembali dengan pembahasan tentang keadaan saat ini. Mengenai beberapa kata dari perasaan seorang yang juga merasakan ketidaknyamanan situasi pandemi dan PSBB. 

Edaran wacana tentang belajar tatap muka di sekolah, masih belum terealisasikan secara merata. Aktivitas sehari-hari yang terpaksa dilakukan secara daring mulai menggerogoti kantong, para siswa juga sudah lelah dan melancarkan protes di media sosial masing-masing terkait belajar online. Di beberapa daerah, ada banyak siswa yang kesulitan mendapatkan sinyal internet, yang berarti menjadi penghambat proses pembelajaran mereka. 

Bahkan ada anak yang memilih untuk cuti sekolah dulu, artinya pendidikan mereka akan terhenti untuk sementara, mungkin sekitar satu tahun atau sampai pandemi dapat diredam. Sebagai seorang pelajar, yang juga merasakan betapa tidak nyamannya keadaan saat ini, saya lebih memilih pasrah saja dan tidak ikutan protes sana-sini. Lagipula, tidak akan ada yang menggubris ocehan seperti itu. 

Beberapa sekolah sudah mulai menerapkan sekolah tatap muka, dengan waktu yang sudah dipangkas agar meminimalisir mengumpulkan banyak orang dalam satu ruangan, juga siswa yang dibagi menjadi beberapa sesi dalam sehari.

PSBB transisi mulai diterapkan sejak beberapa hari yang lalu, beberapa toko mulai buka kembali satu persatu, dengan aturan baru yang memuat tentang protokol kesehatan yang sedang berlaku, seperti memakai masker dan selalu mencuci tangan sebelum memasuki area tertentu. Sebagian pegawai toko menyediakan hand sanitizer untuk semua pengunjung.

Para emak-emak juga sudah mulai bebas berbelanja ke pasar untuk membeli bahan pokok, tentunya sebelum ini pun juga sudah ramai, tapi sekarang jadi tambah sesak. Menghindari kerumunan di area pasar adalah mustahil. Tidak mungkin bisa sama sekali. Ada kelompok siswa yang membeli bahan untuk tugas, ada ibu-ibu yang saling menawar dengan keras, dan ada bapak penjual dawet yang mencari-cari cendol.

Di media sosial seperti Instagram dan Twitter, ada banyak sekali cuitan mengenai PSBB ini. Meskipun dampak dari pandemi sudah terpampang nyata, ternyata masih saja ada para oknum yang menyepelekan protokol dan melanggar aturan pemerintah. Hal seperti ini memang sedikit sulit dicegah, mengingat pendapat setiap manusia selalu berbeda-beda pada tiap kepala. 

Poster-poster berisikan kalimat persuasi mulai bertebaran di jalan-jalan: mengajak memakai masker, mengurangi jam keluar rumah, selalu mencuci tangan dengan baik dan benar, membawa peralatan makan sendiri setiap bepergian dan lain-lain.

Selama pandemi, sejujurnya saya sangat jarang bepergian jauh, karena memang tidak ada keperluan yang mendesak, mall pun entah kapan terakhir dikunjungi. Untuk sekarang, yang terpenting adalah mendoakan agar keadaan negara secepatnya kembali semula, mentaati aturan yang diberlakukan dan tidak mencoba untuk melanggarnya.

Ayo bersabar sebentar lagi, karena badai pasti berlalu!
Pandemi ini bukan yang pertama di dunia. Menilik dari masa lalu, ada banyak peristiwa serupa. Seperti para mereka yang sudah lebih dulu merasakan hal ini, lalu bertahan dan tetap hidup. Kita juga bisa dong bertahan beberapa saat lagi?

"Sehatlah bumiku, kembalilah ceriaku."

#OneDayOnePost

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer