Segala tentangmu menyakitkan bagiku

Kalau dihitung-hitung, sudah berapa banyak hari yang dia habiskan untuk mengenangmu? Sudah berapa lama waktu yang dia luangkan untuk sekadar diam sambil mengingat wajahmu? Sudah berapa kali dia mengabaikan aku karena inginnya masih kamu?

Cukup. Aku lelah dengan situasi dimana aku masih harus bertanding dengan orang yang sudah lama mati. Aku lelah selalu kalah darimu yang telah meninggalkan dia pergi. 

Tidak bisakah kamu hilangkan memori tentangmu di kepalanya?
Ah, tidak. Bukan seperti itu.
Tidak bisakah kamu menghilang seutuhnya saja tanpa meninggalkan jejak?
Harusnya kepergianmu menjadikannya milikku, tapi tidak. Tidak akan pernah.

Jika saja, jika aku bisa mengulang kembali hari itu. Hari kematianmu. Mungkin harusnya aku yang masuk ke dalam tanah itu, lalu kamu yang berdiri di samping dia dan tetap hidup. Karena dengan begitu, dia tidak akan menjadi raga tanpa rasa seperti ini. 

Hey, Kawan. Kau tahu? Kematianmu menjadi kematiannya, dan kini itu menjadi kematianku juga. Haha, terkadang semesta bisa menjadi selucu ini, memang.

Beberapa luka kadang tak akan sembuh, beberapa duka kadang tak akan pulih, bukan karena tak bisa, tapi tak ingin. 

Sudah, ini akan panjang jika aku teruskan, segala tentangmu yang dikenang oleh dia itu menyakitkan bagiku. Terimakasih dan maaf, aku tak bisa menjaganya seperti katamu.


Komentar

Postingan Populer