Teman pertama yang memiliki hobi yang sama

 

Attack on Titan




Bertemu teman yang se-hobi


Selama enam belas tahun hidupnya, Aidan sudah bertemu ratusan orang secara nyata dan ribuan lainnya lewat dunia maya. Temannya ada dimana-mana, dia anak yang ceria dan mudah bergaul, kehadirannya selalu diterima oleh lingkungan baru yang dimasukinya. 

Dia suka membaca, tapi bukan kutu buku culun berkacamata seperti yang acap kali digambarkan dalam film. Selain itu, dia juga suka banyak hal yang ada di negara Jepang, entah itu musik, anime, manga, makanan, sampai filmnya. Ada banyak sekali grup khusus untuk para penyuka Jepang, dia mendapatkan banyak teman yang pikirannya sejalan dengannya. Namun, di kenyataan dia hampir tidak punya teman yang menyukai hal yang sama.

Dia pernah dengan percaya dirinya merekomendasikan lagu favoritnya pada teman-temannya, salah satu OST dari anime yang cukup populer saat itu, tapi langsung saja tawa pecah dari mereka. Aidan yang awalnya bingung, lama kelamaan mulai mengerti bahwa ada banyak orang yang menganggap ini hal lucu dan aneh, bahkan ada yang jijik. Dia merasa buruk setelah itu, tapi tidak berselang lama, dia mulai percaya lagi bahwa setiap orang punya kesukaannya masing-masing. Cukup saling menghargai saja.

Sama seperti dia yang tidak masalah jika temannya menyukai negara Inggris, Amerika, atau Korea, entah itu musik atau dramanya. Meskipun dia tahu ada banyak orang yang tidak bisa menghargai hobi seseorang, dia tetap berusaha menghargai hobi orang lain. Lagi pula yang dia lakukan tidak salah sama sekali.

Suatu hari saat di kelas sepuluh, kelasnya kedatangan dua murid baru. Awalnya dia tak begitu tertarik, ada banyak anak yang mengerumuni mereka berdua. Namun, seminggu kemudian, di jam istirahat di kantin, dia kebagian tempat duduk yang berhadapan dengan salah satu murid baru. Tidak sengaja matanya menangkap stiker yang tertempel di buku yang dibawa anak itu, Mikasa dari Attack on Titan. Astaga, dia langsung saja menatap pemilik buku itu.

"Suka Mikasa?"

"Eh? Iya, suka. Kamu nonton ini juga?"

"Hahaa, iya. Aku suka Levi!"

"Nonton Haikyuuu! juga gak?"

"Eiiii, iyalah, Sugawara kalem dan keren banget haha!" 

Mereka tertawa bersama dan larut dalam percakapan meskipun baru bertemu.

"Ah iya, aku Ahas," ujar murid baru sambil menyodorkan tangannya.

"Aidan," balasnya. 

Selama enam belas tahun hidupnya, ini pertama kalinya dia bertemu orang yang tidak akan melemparkan tatapan tidak nyaman saat mengetahui hobinya. 

Ahas menjadi teman akrab Aidan begitu cepat setelahnya, mereka berbagi kisah dan saling merekomendasikan kesukaan masing-masing.

Terimakasih kepada stiker Mikasa yang tertempel di buku note itu, karenanya mereka bisa menjalin persahabatan se-hobi yang seru dan menyenangkan tanpa keluhan dan ejekan. 

Dalam hidup, terkadang kita akan bertemu banyak sekali orang dari berbagai kalangan, berteman dan menjalin relasi kerja dengan siapapun, tapi yang sejalan dalam pemikiran tidaklah banyak, sangat beruntung bagi kalian yang sudah menemukan teman yang bisa diajak bercanda bersama, tanpa takut akan tersinggung karena ketidaksempurnaan kata-kata. 

Ayo hidup dengan damai tanpa perpecahan hanya karena berbeda pendapat! Hidup ini singkat, tidak ada gunanya memiliki peternakan musuh, kan? Ayo saling menghargai dan menghormati dalam hal apapun, kita semua bersaudara. 




-sasageyo! haha.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer